Filosofi Nanas Dalam Kepemimpinan
Jika kita amati perkembangan Negara
Tiongkok dari masa ke masa dan sekarang maju pesat, setiap periode selalu
memunculkan tokoh-tokoh pemimpin yang hebat dan menonjol. Lebih jelas lagi
hal-hal yang perlu dipelajari dan contoh dari kemajuan Negara Tiongkok ini
terdapat pada buku best seller dunia China’s Megatrends. Point terpenting dalam
buku tersebut adalah pilar pembangunan sumber daya manusia yang mendorong semua
pilar lainnya maju pesat. Memang membangun sumber daya manusia, skill dan
knowledge serta karakter, budaya, adab etika lebih penting dan lebih sulit.
Karena membangun SDM tidak saja butuh ilmu tetapi juga butuh keteladanan serta
kesadaran bersama. Berbeda dengan membangun fisik seperti gedung pencakar
langit sekalipun hanya butuh ilmu dan teknologi.
Sementara ditengah bangsa ini yang
dengan reformasi mencoba mengkoreksi kepemimpinan pak Harto dan orde barunya,
namun apa yang terjadi setelah 23 tahun reformasi ? Yang menonjol adalah kasus-kasus
korupsi oleh para pejabat atau pemimpin yang dipilih oleh rakyat tersebut,
pemimpin yang betul-betul sukses membangun dan memajukan daerahnya hanya bisa
dihitung dengan jari atau satu dua saja. Angka kemiskinan dan jurang antara si
miskin dengan si kaya tetap saja makin lebar, sehingga katanya jumlah total
kekayaan 4 orang terkaya negeri ini setara dengan total harta 100 juta penduduk
miskin. Para wakil rakyat yang seharusnya dapat menjadi corong yang mensuarakan
kepentingan rakyat dan legislatif yang membuat undang-undang untuk kepentingan
rakyat sepertinya belum bisa diharapkan. Janji-jani manis yang diumbar sewaktu
kampanye, seperti pemberi harapan palsu atau PHP saja kata milenial sekarang.
Mereka sepertinya hanya sibuk memikirkan diri mereka sendiri, sampai-sampai pada
saat pandemi yang mengerikan ini masih ada wakil rakyat yang berteriak minta
disediakan rumah sakit khusus pejabat. Pada sisi yang lainnya ada kasus mereka
yang tidak jadi terpilih menjadi anggota dewan kemudian menarik kembali
sumbangan yang telah mereka berikan sewaktu kampanye. Sehingga tidak heran jika
jarang ditemukan mantan pejabat atau politisi yang naik kelas menjadi negarawan
karena tidak banyak yang berupaya keras untuk berkontribusi membangun atau
memberikan sesuatu untuk bangsa dan Negara. Hal tersebut sejalan dengan sesuai
teori hirarkan Maslow yang hirarki tertingginya adalah transcendence yaitu
kebutuhan dalam diri seseorang untuk memberi atau berkontribusi. Sedangkan
hirarki yang masih butuh materi atau belongingness need ada pada urutan ke enam
atau masuk katagori kelompok bawah. Hal ini dibuktikan dengan banyak orang yang
setelah kaya raya dan terkenal serta memiliki segalanya tetapi masih belum puas
dan mencari kepuasan atau kebahagian. Bagi yang ketemu jalan baik maka mereka
akan berubah menjadi sangat dermawan, tetapi yang salah jalan malah kejebak ke
dunia narkotika dan obat-obat terlarang.
Apa
yang dapat dilakukan rakyat melihat fenomena diatas ? Pertama yang dapat
dilakukan adalah lebih jeli memilih dan memilah mereka dalam pemilu, dapat
dengan cara melihat track record atau jejak digital mereka. Yang kedua ikut
mendorong lewat media sosial agar muncul ke permukaan orang-orang terbaik dan
punya jejak jujur serta berprestasi. Tidak mendukung atau memberikan dukungan
terhadap berita atau konten yang pamer kemewahan karena gaya hidup mewah atau
hedonis tersebut disinyalir jadi pemicu korupsi. Dengan ikut mendukung dan
menonton acara-acara yang pamer hidup mewah tersebut, sama artinya ikut
menghambat upaya mencegah dan mengurangi praktek korupsi.
Nah berangkat dari permasalahan
diatas, penulis mencoba mengambil pelajaran atau filosofi dari buah nanas.
Siapa tahu dengan menulis filosofi buah nanas ini dapat menginspirasi pembaca
untuk ikut serta membantu memunculkan orang-orang jujur berintegritas dan
berkapasitas di negeri ini. Apa saja filosofi yang tersimpan pada buah nanas ? Karena
banyak orang yang ingin mendapatkan kekuasaan atau mahkota hanya karena ingin
mendapatkan manfaat/fasilitas bukan mau memberi manfaat kepada pihak lain atau
pihak yang dipimpinnya. Berbeda dengan nanas, mahkotanya muncul seiring dengan
tumbuhnya buah yang memberi manfaat kepada manusia.
Filosofi dari Nanas :
1. Manfaat nenas tidak saja mengandung
zat yang dapat menyehatkan berupa vitamin C tetapi juga mengandung zat yang dapat
mencegah osteoporosis/tulang keropos. Artinya sebagai pemimpin tidak hanya
membangun tetapi juga berfungsi mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan
kerusakan rakyat yang dipimpinnya.
2. Mahkotanya tumbuh berbarengan dengan
buahnya, artinya lambang kekuasaan atau kewenangannya muncul seiring dengan
manfaat yang diberikannya. Ketika buah rusak atau busuk maka mahkota juga akan
layu karena sumber makanannya melewati buah. Begitu jugalah dengan kekuasaan
atau kewenang seorang pemimpin yang akan layu dengan sendirinya ketika tidak
lagi mampu memberi manfaat.
3. Berduri banyak disamping dibuah juga
di daunnya sehingga pihak lain perlu hati-hati yang memberi filosofi kepada
pihak lain bahwa pemimpin tersebut pantas dihargai dan dihormati. Pemimpin
jangan sampai dilecehkan atau disepelekan oleh siapapun.
4. Buah dan mahkotanya selalu berdiri
tegak keatas, artinya kekuasaan dan kewenangan serta apa-apa yang diberikan
atau diperbuat harus diingat semuanya itu kelak akan dipertanggungjawabkan
kepada Yang Maha Kuasa.
5. Mengupas buah nanas butuh
kehati-hatian dan ketelitian, jika terlalu tebal sayatannya maka daging
nanasnya terbuang sedangkan jika terlalu tipis sayatannya maka akan sulit
membuang biji matanya. Begitu juga dengan pemimpin yang harus hati-hati dalam
bersikap dan bertindak, karena standar pemimpin tersebut bukan lagi pada
tataran salah benar tetapi lebih tinggi yaitu pantas tidak pantas, patut atau
tidak patut.
6. Bonggol buah nanas yang ada didalam
mahkota buah tersebut sangat baik untuk obat berbagai penyakit seperti asam
urat dan kolesterol dan sebagainya. Artinya fungsi pemimpin juga memperbaiki
yang rusak agar tidak bertambah rusak.
7. Sebelum bisa memakan nanas, seseorang
orang harus membuang dulu biji mata yang mengelilingi buah nanas artinya
seseorang atau pemimpin harus terlebih dulu membersihkan segala yang dimakannya
dari yg tidak halal atau yang tidak baik.
8. Buah nanas akan lebih enak jika
dimakan dengan garam atau dengan bumbu atau dijadikan rujak bercampur dengan
buah-buahan yang lain, artinya kolaborasi atau kerja sama dengan pihak lainnya
akan memberi manfaat lebih. Sebagai pemimpin harus bisa membangun kerjasama
dengan berbagai pihak untuk kepentingan yang lebih besar dan lebih baik.
9. Air Nanas mengandung alkali atau basa
sehingga sangat bagus untuk menjaga PH tubuh agar tidak asam karena tubuh yang
asam rentan kena penyakit. Bisa juga nanas dipotong-potong lalu disiram air
panas, setelah itu airnya diminum. Analoginya jika disamakan dengan pemimpin
adalah keringat atau hasil karya pemimpin tersebut akan sangat bermanfaat utk
rakyat.
Visual tentang filosofi nanas ini
bisa ditonton di channel :
https://www.youtube.com/watch?v=ehJuVdmybDk&t=7s
Demikian tulisan ini dibuat
untuk dapat menginspirasi kami dan pembaca agar mengisi waktu dan kesempatan
yang tersisa dengan ibadah dan perbuatan bermanfaat. Sehingga di akhirat kelak
timbangan kebaikannya jauh lebih banyak dari pada timbangan keburukan atau
kejahatannya..aamiiin yra
Jakarta, 28
Juli 2021
Dedi mahardi
Inspirator-inovator-Author
Tidak ada komentar:
Posting Komentar