Sabtu, 30 Agustus 2014

Relevansi idul fitri dgn modernisasi kultur minangkabau



                                                 Bersama Brigjend Irwan Dir Zeni TNI AD



Relevansi Idul Fitri dengan Modernisasi Kultur Minangkabau












O
L
E
H

Dedi Mahardi                     
dedimahardi@gmail.com-081281226622




Latar Belakang ;
  1. Idul Fitri kembali Fitri setelah sebulan introspeksi diri, mengendalikan diri, sejalan dengan pepatah Minang :Lapuk-lapuk dikanjangi, usang-usang dibarui, raso jo pareso dan lamak dek awak katuju dek urang.
  2. Ada yang menerjemahkan fitri dengan “fitrah”, yang berarti suci dan bersih. Pendapat kedua ini menyandarkan pendapatnya pada hadits Rasulullah SAW :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ - رواه البخاري
Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/ suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Bukhari)
Dari maknanya secara harfiah ini, dapat disimpulkan adanya dua makna dalam menerjemahkan Iedul Fitri, yaitu :
#1. Iedul Fitri diterjemahkan dengan kembali kepada fitrah atau kesucian, karena telah ditempa dengan ibadah sebulan penuh di bulan ramadhan. Dan karenanya ia mendapatkan ampunan dan maghfirah dari Allah SWT.
#2. Iedul Fitri diterjemahkan dengan hari raya berbuka, dimana setelah sebulan penuh ia berpuasa, menjalan ibadah puasa karena Allah SWT, pada hari Idul Fitri ia berbuka dan tidak berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
  1. Makin berkurangnya prosentase tokoh asal Minang dalam percaturan nasional padahal agama islam mengajarkan bahwa orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin termasuk golongan merugi.(berlomba memperbaiki diri dan generasi).
  2. Pak Azwar Anas pada acara budaya di univ.Sahid Jakarta bbrp waktu lalu mengatakan bahwa beliau didatangi oleh seorang jenderal bintang 4 aktif dan menanyakan “Mana generasi muda Minang yang bisa diorbitkan ke tingkat nasional karena menurut beliau negeri ini butuh pemimpin sekeliber bung Hatta, Bung Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka dan lain-lain?”
  3. Pernyataan begawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan Hamengku Bowono IX bahwa jika ingin belajar berdemokrasi belajarlah dengan orang Minang.”tagak samo tinggi, duduk samo randah”. Ingin memajukan ekonomi belajarlah dari orang Minang begitu juga jika ingin belajar berdiplomasi “Iyokan nan diurang laluan nan diawak” artinya sama-sama merasa menang bukannya membohongi.
  4. Kenyataan kurangnya sumber daya alam Minangkabau yang produktif harus diimbangi dengan kelebihan sumber daya manusia yang produktif dan kreatif (dibanding propinsi lain)
Tujuan ;
  1. Menggali kembali nilai-nilai budaya Minang yang menjadi keunggulan atau strength dalam kompetisi mencapai hidup bahagia didunia serta kelak meninggal masuk surga.
  2. Menggali nilai-nilai kultur Minang yang melekat pada tokoh-tokoh Minangkabau yang menonjol pada masa perjuangan kemerdekaan dan awal kemerdekaan.
  3. Mengintrospeksi lalu mengeleminasi perkembangan kultur Minang yang kurang produkti dan positif.
Kultur ;
  1. Percaya diri.
  2. Pintar dagang (mayoritas pedagang tanah abang berasal dari Minang dan rata-rata tidak butuh waktu lama untuk merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan)
  3. Lebih menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
  4. Mudah menyesuaikan diri dengan suku lain (dimana bumi dipijak disana langit dijunjung).
  5. Kreatif dan inovatif.
  6. Selalu merasa bisa tapi tidak bisa merasa.
  7. Gadang lagak.
  8. Karengkang.

Ulasan

Kultur.
Kultur atau budaya adalah kebiasan-kebiasan yang disepakati dan dijalankan sebagai sesuatu yang baik oleh masyarakat pada rentang waktu yang panjang. Berbeda dengan model atau tren ditengah masyarakat yang biasanya terjadi pada rentang waktu yang singkat atau periode tertentu. Jika budaya atau kultur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kebutuhan atau keteladanan dari internal yang dianggap baik secara bersama maka tren atau mode lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Sehingga dengan demikian kultur dapat dirubah atau dimodernisasi, asalkan perubahan tersebut dikehendaki oleh sebagian besar masyarakatnya. Apalagi jika perubahan kultur tersebut disadari dan dimulai dari pemimpin atau tokoh yang jadi panutan dalam masyarakat.
Percaya Diri.
Orang Minang rata-rata memiliki sifat percaya diri yang tinggi. Sifat ini positif jika dilakukan secara terukur dan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas serta pada momen yang tepat. Percaya diri juga membuat orang optimis dan mau bekerja keras untuk mencapai apa yang diinginkannya. Namun sering percaya diri yang berlebihan menjadi salah ketika saking percaya dirinya akhirnya berbohong atau nekad asal bisa menampil diri.
Pintar Dagang
Pintar dagang ini merupakan akibat tambahan dari sejarah munculnya agama islam yang dibawa oleh saudagar Arab. Disamping mengajarkan agama, para saudagar Arab tersebut juga mengajarkan dan menjadi mitra dagang masyarakat yang didatanginya. Data hasil penelitian yang menunjukan bahwa rata-rata seorang perantau Minang tidak butuh waktu lama merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan di tanah abang.
Lebih menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
Orang Minang lebih mengagumi orang2 yang berpendidikan dari pada orang kaya, sehingga tokoh-tokoh Minang yang berpendidikan lebih cepat dikenal dari pada yang kaya. Semangat Seperti Prof Saldi Isra yang justru kondisi kesulitan ekonomi ketika menempuh pendidikan menjadi contoh teladan bagi orang lain untuk maju juga dalam pendidikan. Kultur ini merupakan peluang untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat pendidikan ketrampilan dan pusat pendidikan budaya serta moral etika.
Mudah Menyesuaikan diri.
Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat Minang yang merantau ke semua penjuru dunia dan belum pernah ada data atau berita yang menunjukan mereka tidak diterima ditempat perantauannya. Istilahnya bisa menari diatas buih sehingga sesulit apapun perbedaan yang ditemukan bisa menyesuaikan diri sehingga tidak ada yang tidak menerima.
Kreatif Inovatif.
Kreatif dan inovatif masyarakat Minang  muncul sebagai akibat percaya diri yang tinggi dan merasa bisa serta keinginan menonjol atau “Taimpik nak diateh, takuruang nak dilua”. Dari satu sisi sangat baik namun kadang-kadang salah kaprah menjadi licik dan mengakali orang lain. Sepertinya licik ini yang perlu dieleminasi sehingga orang bisa percaya karena kepercayaan adalah modal utama dalam pergaulan dan kompetisi.
Merasa bisa tapi tidak bisa merasa
Merasa bisa dari satu sisi sangat bagus karena akan membangun optimisme dan berjuang keras untuk mencapai sesuatu. Namun jika merasa bisa hanya bermodalkan nekad maka hasilnya akan konyol karena kelemahan dan ketidakbisaan seseorang akan lebih terlihat ketika tampil dipermukaan.  Sehingga orang yang tidak bisa tapi diam lebih terhormat dari pada orang yang tampil dan menonjol tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Artinya merasa bisa harus diimbangi dengan bisa merasakan atau mengukur kemampuan diri dan kepantasan.
Gadang Lagak.
Kata “Lagak Padang, tipu Aceh” lahirnya dari Padang dari satu sisi ada baiknya karena orang Minang jarang yang merasa minder berhadapan dengan orang lain. Namun ada kalanya jadi tidak baik ketika kebablasan tanpa melihat kenyataan dan kemampuan. Contoh pesawat baru mendarat dan belum boleh menggunakan HP, tetapi sebagaian menumpang tetap menelpon dengan isi pembicaraan cuma melagak.
Karengkang.
Karengkang adalah suatu sikap dan tindakan yang melawan tapi tidak sportif atau tidak sesuai dengan aturan. Barangkali kerana sifat karengkang inilah maka oleh nenek moyang Minangkabau dibuat hikayat batu malinkundang agar seorang anak tidak karengkang kepada ibu bapaknya.
PRRI Permesta bisa diibaratkan anak yang melawan kepada orang tua atau karengkang, tapi karengkang yang sudah diatas batas wajar.
Sejak kekalahan Pemerintahan revolusioner Republik Indonesia yang dikenal PRRI Permesta disebagian Sumatera dan Sulawesi. Maka layaknya semua bangsa yang kalah dalam perang sudah pasti terjadi penurunan kepercayaan diri dan secara psikologis tidak berani tampil dan bersaing dengan orang lain. Bahkan bangsa Jepang yang sebelumnya sangat percaya diri dengan menyerang pusat kekuatan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, diam bertekuk lutut ketika kota Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh Amerika. Namun apa yang dilakukan oleh bangsa Jepang tidak segera ditiru oleh masyarakat Minangkabau.
Padahal kultur Minang punya kelebihan tersendiri seperti yang sering diungkapkan oleh Bagawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX bahwa jika negeri ini ingin menjadi demokratis maka belajarlah demokrasi dari Minangkabau. Dan jika negeri ini ingin maju perekonomiannya maka pelajarilah cara orang Minang berdagang dan tirulah semangat membangun hidupnya orang Minang. Begitu juga dalam berdiplomasi, bahasa adat yang menggunakan kata perumpamaan dan tidak langsung membicarakan tujuan diperlukan pada saat negosiasi sehingga suasananya tidak tegang.
Apa yang dilakukan jepang setelah kalah dalam perang dunia kedua tersebut? Adalah menata kembali kehidupan bangsanya dan serta membangun kekuataan lain diluar kekuatan militer untuk mensejajarkan bahkan menonjolkan bangsanya kembali. Mereka membangun industri yang benar-benar unggul di dunia sehingga tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak ada produk buatan Jepangnya. Sebaliknya didalam negeri rakyat Jepang sangat mencintai produk negeri mereka bahkan sampai kepada bahan-bahan makanan mereka sangat fanatik dengan produk lokal negara mereka. Penduduk Jepang yang jika meninggal menggunakan cara agama Shinto tetapi menikah di gereja memiliki budaya yang santun dan ramah serta disiplin tinggi. Begitu juga jika kita bench mark ke negara Korea selatan yang setelah kalah perang dan belakangan merdeka dibanding indonesia. Namun sekarang menjadi negara industri yang kuat, sehingga Samsung bisa merajai elektronik dunia.
Barangkali hal ini yang seharusnya juga ditiru oleh bangsa kita khususnya menghadapi globalisasi agar negeri ini tidak hanya menjadi sasaran produsen bangsa lain.
Bapak Harun Zain ketika diangkat menjadi Gubernur Sumatera Barat.
Apa yang pertama dilakukan pak Harun panggilan akrab beliau ketika menjabat Gubernur sumatera barat? adalah mengangkat mental dan harga diri orang Minang yang baru saja terpuruk setelah kekalahan PRRI Permesta.
Langkah-langkah yang dilakukan bapak Harun Zain adalah :
  1. Mendukung penuh semua program pemerintah pusat.
  2. Mengkonsentrasikan pada pembangunan fisik Sumatera Barat.
  3. Mengadakan seminar pembangunan di Universitas Andalas.
  4. Bersama tokoh Minang pak Emil Salim dan tokoh lainnya melakukan gerakan revitalisasi perantau dan kampung halaman dengan gerakan seribu Minang (Gebu Minang).
  5. Mengadakan kolaborasi dengan suku-suku lain ditanah air dalam rangka membaurkan diri dengan cara mengangkat beberapa tokoh penting nasional dari suku lain sebagai datuk (pemangku adat).
Dan diakhir masa jabatan beliau orang Minang dapat menegakan kepala berhadapan dengan orang pusat. Terbukti setelah pak Harun jadi Gubernur, beliau dipercaya menjadi menteri dan selanjutnya tradisi mantan gubernur sumbar jadi menteri diikuti oleh Azwar anas dan Hasan Basri Durin
Sampai sampai waktu itu muncul pertanyaan terbuka ke publik dari Gubernur propinsi Aceh Ibrahim Hasan, bagaimana caranya agar setelah jadi gubernur dapat dipercaya oleh pak Harto untuk jadi menteri?

Pergeseran
Tak impiak nak diateh takuruang nak dilua
Terhimpit inginnya diatas terkurung inginya diluar.
Selama ini diartikan oleh masyarakat sebagai kelicikan dan seperti tidak mau mengakui kondisi yang sedang terjadi. Atau dalam bahasa yang lebih intelek dianggap sebagai kecerdikan orang Minang yang walau lagi dibawah atau terhimpit atau lagi terkurung tetapi merasa diluar. Yang diartikan bahwa masyarakat Minang itu lebih suka berlagak sehingga kalau lagi miskin tetapi berlagak malah kadang-kadang berbohong mengatakan sebagai orang kaya.
Makanya ada sebagian masyarakat yang jika tidak mampu pulang ke kampung naik pesawat  namun ingin diakui atau dilihat tetangganya naik pesawat caranya mereka setelah turun dari bis antar propinsi lalu naik taxi air port ke rumah.
Banyak lagi pergeseran lain yang terjadi tanpa disadari oleh masyarkat karena bergeser secara perlahan sehingga yang melakukan tidak merasakannya namun sangat dirasakan oleh orang-orang yang sekali-kali pulang kampung.
Saran.
  1. Perlu pengkajian dan gerakan kembali kepada nilai-nilai kultur Minangkabau yang sesungguhnya.
  2. Keteladanan dari pimpinan daerah semua lapisan.
  3. Pengembangan generasi muda unggulan dari Minang yang dipersiapkan untuk muncul ke tinggkat nasional bahkan internasional. Seperti cara yg dilakukan kesebelasan PSSI U-19 dengan mencari bibit unggul dari generasi remaja.
  4. Mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis karya rakyat seperti songket dan pakaian muslim dan sebagainya sehingga memiliki brand tersendiri dimata masyarakat seperti batik dan sebagainya.
  5. Mengembangkan rumah sakit ber kelas internasional dengan menonjolkan keindahan alam dan udara yang relatif bersih belum tercemar polusi.
Referensi.
  1. Buku- “Mencari & Menemukan Kembali Tan Malaka.”
  2. Buku-Attitude is Everything (Ubah sikap hidup anda maka hidup anda akan berubah) Keith Harrell.
  3. Buku-To Be Great (8 Sifat untuk Sukses) Richard St John.
  4. Buku-Tidak Semua bisa dibeli oleh Dedi Mahardi.
  5. Buku “ Messages of Act” oleh Dedi Mahardi penerbit Gramedia jkt.
  6. Buku “ Dibalik Kecewa” oleh Dedi Mahardi
  7. Buku saku “Panduan Manajemen dan Leadership” oleh Dedi Mahardi
  8. Buku “ The Power of Care” oleh Dedi Mahardi penerbit Gramedia jkt.
  9. Buku “Pelampung Emas” Dedi Mahardi

Padang, 30 July 2014




Dedi Mahardi

Rabu, 02 Juli 2014

Bambang Widjajanto KPK RI Endorse Novel Pelampung Emas..bismilahirohmanirohim

Bismilahirohmanirohim, telah terbit dan tersedia di to-bu Gramedia..Semoga berkah dan bermanfaat..amin yra
"Semoga novel ini dapat menginspirasi dan membongkar kesadaran palsu agar kita secepatnya kembali kepada khitah otentik sesuai tujuan penciptaan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk~Bambang Widjajanto WK Ketua KPK RI."

Senin, 31 Maret 2014

Dedi Mahardi ~ Bedah buku 'The Power of Care" di Universitas Kebangsaan Malaysia.

Sabtu 29 Maret bertempat di Kampus UKM Malaysia Dedi Mahardi sang penulis buku The Power of Care membedah dan mengupas tuntas buku tersebut di hadapan duo Profesor yaitu ; Profesor Rusdi Mewakili Duta besar RI di Malaysia, Profesor Akrijas dari UMK dan dua tokoh besar Neger selangor sekaligus penasihat DR Mahathir Muhamamd mantan PM Malysia.yaitu Dato Kaharudin dan Dato Nakahie serta undangan para pengusaha dan perwkilan beberapa universitas di Malaysia. Semoga bermanfaat dan menjadi amal pahala ilmu yang bermanfaat..

Minggu, 02 Maret 2014

Dedi Mahardi diundang jadi tamu khusus debat Capres di GOR Subuga ITB



Minggu tanggal 2 Maret 2014 bertempat di Aula GOR Sabuga ITB Bandung diadakan debat capres dengan Panelis :Prof Sudjana Syafi'ei Prof Eddy Yusuf, pendeta Jonathan Setiawan dgn kandidat diataranta Pro Yusril, Dr Rizal Ramli, DR Sofyan Siregar dll

Jumat, 28 Februari 2014

Dedi Mahardi GO Internasional

Tangal 29 Maret Insya Allah Penulis buku The Power of care ini akan memenuhi undangan Atase pendidikan kedubes RI di Malaysia untuk menjadi pembicara seminar dan bedah buku the Power of Care di Universitas Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Selanggor..dan tanggal 28 maretnya undangan serupa oleh Islamic Economic Forum of Indonesia di Malaysia

 

Rabu, 05 Februari 2014

Bedah buku The Power of care even Share Motivasi utk para Kakandatel dan Manager Witel Jatim Utara 29 Jan 2014.




Dedi Mahardi “ How to Achieve the Target by The Power of Care

Rabu 29 Januairi 2014, Bertempat di Aula Witel Jatim Utara GM Witel bapak Sinung Widodo membuka seminar setengah hari dengan tema “ How to Achieve the Target by the power of Care” untuk para Kakandatel, Manager dan seluruh karyawan dilingkungan Witel Jatim Utara. Dalam sambutannya Pak Sinung menyampaikan bahwa Witel Jatim juga memilik Filossifi 3 S sisamping 3 ( Solid Speed Smart ) yang dlmiliki Telkom Group . 3 S di Jatim utara adalah Sale, Service, SDM yang artinya dalam menghadapi tantangan kompetisi dan menurunya revenue maka Sale dan service serta semangat serta kompentesi karyawan harus selalu ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan Spirit karyawan maka diadakan acara seminar setengah dengan pembicara seorang Motivator dan Inovator sekaligus Author dari Telkom Corpu Jakarta. Penulis 4 judul buku motivasi yang sudah diterbitkan Gramedia yang juga peraih dua kali the best Inovator nasional tersebut memaparkan bahwa manusia ditakdirkan Tuhan untuk saling peduli. Karya-karya yang dihasilkan tersa mudah dikerjakan karena tingginya rasa peduli, peduli kepada lingkungan dan peduli kepada perusahaan. Dengan kepedulian kita bangkitkan semangat memberikan yang terbaik dan berkontribusi serta berkarya nyata untuk perusahaan ini. Sesuai dengan prinsip 3 S solid , speed dan smart, tidak ada orang yang sempurna tetapi tim yang sempurna banyak sehingga kita harus menjalin kebersamaan. Kebersamaan pimpinanan dan anak buah diaktualisasikan seperti kebersamaan anak dan orang tua atau leader as Father. Keteladanan dari seorang mimpinan adalah motivasi yang luar biasa bagi anak buah untuk ikut memperjuangkan visi dan misi perusahaan. Kunci sukses mencapai target banyak dtentukan faktor komunikasi dan networking, sedangkan kunci sukses komunikasi dan networking ditentukan oleh kepedulian. Untuk berkomunikasi dengan orang lain dibutuhkan berkomunikasi sesuai dengan sudut pandang orang lain begitu juga membangun networking dibutuhkan kepedulian dengan pihak lain. Peraih dua kali the best Inovator nasional PT Telkom ini mengajak teman-teman untuk mengujudkan semangat Bonek Jawa timur untuk mengikhlaskan diri berbuat nekad untuk kemajuan perusahaan, maka hasil dan manfaat yang luar biasa akan dipanen diluar yang diperkirakan. Yakinlah tidak akan pernah ada kontribusi dan karya yang sia-sia karena setiap rencana dan perbuatan baik akan tetap abadi. Silahkan buktikan jika kita bersedia memberi  jalan kepada orang lain maka ketika kita butuh jalan orang lain akan memberikan jalan. Jika Kapal Telkom ini dapat berlayar sampai keujung dunia maka para pejuang-pejuang yang ikut mengayuh akan jadi pahlawan pejuang Telkom dan dicatat sebagai amal kebaikan. Dan jika kapal ini ditakdirkan tenggelam maka yang lebih mungkin selamat adalah orang-orang yang sudah terbiasa berjuang.
Dengan demikian dengan kondisi perusahaan yang penuh tantangan sekarang ini Dedi mengajak setiap insan Telkom untuk menghibahkan diri dan segala kemampuan serta kesempatan untuk memajukan perusahaan. Manfaatkan semangat dan nekad Jawa timur untuk berjuang semaksimal mungkin memenuhi target-target yang sudah ditetapkan perusahaan. Dedi juga mengutarakan bahwa dengan takdir kepedulian tersebut Tuhan memberikan jalan dan kemudahan bagi setiap orang yang berupaya dan berbuat untuk kebaikan perusahaan atau pihak lain. Makanya orang-orang yang berdoa dan berusaha tidak hanya untuk kebaikan dirinya sendiri atau egoisme maka Tuhan memberikan dan memudahkan pencapaiannya. Selanjut Dedi Mahardi mencoba menyampaik inti sari dari buku ke 4 nya The power of care :
The Power of Care yang merupakan karya ke 4 setelah 1.Tidak semua bisa dibeli,2. Messages of Act~satu perbuatan sejuta pesan serta 3.Dibalik Kecewa~jadikan kecewa sebagai kebahagian yang tertunda adalah : Kekuatan kepedulian dalam tiga pilar kehidupan yang saling menguatkan. Yaitu kepedulian kepada orang lain dan lingkungan, Kepedulian kepada Tuhan serta kepedulian kepada diri sendiri.
Kepedulian kepada orang lain akan membentuk diri pribadi yang bermoral dan berkepribadian, kepedulian kepada orang lain tersebut juga adalah perintah Tuhan kepada semua umat beragama apa saja. Lalu kepedulian kepada diri sendiri adalah peduli untuk berbuat baik serta beribadah sesuai perintah Tuhan agar ketika di dunia menjadi orang yang baik dan bermoral lalu setelah meninggal masuk surga.