Selasa, 05 November 2013



”Inovasi atau mati” begitulah jargon yang sering digembar gemborkan oleh perusahan pada era kompetisi yang sangat brutal sekarang ini. Namun sayangnya yang banyak muncul ditengah masyarakat adalah berani berbuat sesuatu yang baru tanpa pertimbangan asalkan tujuan dan keinginanya terujud. Kompetisi hidup yang semakin brutal dan lemahnya penegakan hukum serta minimnya keteladan dari pemimpin negeri ini. Sepertinya membuat masyarakat tidak lagi bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang pantas dan mana yang kurang pantas. Terutama generasi muda yang sedang mencari jati dirinya atau membagun aktulisasi dirinya. Orang tua dan guru yang seharusnya dapat menjadi teladan dan panutan pada masa-masa mereka mencari aktulisasi diri tersebut. Sepertinya tidak lagi dapat memberikan keteladanan yang baik, karena banyak orang tua sibuk dengan dirinya sendiri atau sibuk mencari materi.
Bagaimana membangun dan mengelola serta mengarahkan bakat dan ide kreatif menjadi suatu ide inovasi yang positif dan produkti? Buku ini mencoba menggali dan mengupas beberapa hal yang diperlukan untuk menjadi inovatif, contoh-contoh yang dapat memunculkan karya-karya inovasi.

Sabtu, 21 September 2013

berita kompas 20 Agustus 2000 ; http://groups.yahoo.com/neo/groups/teub-91/conversations/topics/2619?var=1

Aktualisasi yang salah atau memang cara bepikir yang salah sehingga banyak sekali Fraud ditengah masyarakat yang katanya agamais..

Selasa, 20 Agustus 2013

Senin, 19 Agustus 2013

The Power of Care~Kepedulian adalah kekuatan membangun 3 pilar kehidupan




3 pilar kehidupan harus dibangun dengan kekuatan kepedulian yaitu dalam hal hubungan antar manusia..silaturahim antara dua orang bisa melebihi saudara kandung jika kedua pihak mengisinya dengan saling memperdulikan, pilar ke dua..rasa kepedulian kepada Allah membuat orang tidak peduli apapun akan dikorbankan..seperti orang2 yng membangun tempat ibadah atau rela mati syahid karena mengharap ridho Allah..pilar ke 3..kepedulian dalam bisnis..orang berani bayar mahal demi mendapatkan kepedulian lebih.

buku " Dibalik Kecewa" ~jadikan kecewa kebahagian yang tertunda


1. DI BALIK KECEWA
DI BALIK KECEWAKecewa adalah suasana hati ketika sesuatu yang diinginkan atau sesuatu diharapkan belum terujud atau bisa juga karena sesuatu yang dimiliki kemudian hilang. Kenapa seseorang bisa kecewa? Karena manusia di anugerahkan Tuhan Nafsu dan hati nurani sehingga ketika ada keinganan hawa nafsu yang tidak atau belum tercapai maka hati merasa kekecewaan. Berbeda dengan hewan yang hanya dilengkapi dengan hawa nafsu tapi tanpa hati nurani maka ketika ada keingan nafsunya yang tidak terpenuhi maka hewan biasa saja. Makanya tidak pernah ada hewan yang kecewa karena tidak mendapat makanan terus putus asa dan tidak mau makan lagi. Dengan begitu tentunya ada maksud dan tujuannya kenapa Tuhan menjadikan manusia memiliki hati nurani sekaligus hawa nafsu. Agar dengan hawa nafsunya manusia bersemangat berbuat untuk kesejahteraan dirinya dan agar dengan hati nuraninya manusia mengontrol diri dari hal-hal yang tidak boleh dilakukannya. Keseimbangan nafsu dan hati nurani bukan hanya berguna pada awal usaha atau ketika akan memulai atau mengusahkan sesuatu. Tetapi seharusnya juga digunakan pada akhir usaha atau ketika apapun hasil dari usaha atau keinginan yang sudah dilakukan. Sehingga seharusnya ketika usaha telah membuahkan hasil yang sesuai dengan keinganan hawa nafsu maka hati nurani akan berbahagia dan bersyukur. Sebaliknya ketika usaha belum membuahkan hasil sesuai dengan keinginan hawa nafsu maka seharusnya hati meresponnya dengan sabar dan ikhlas. Lalu pertanyaannya kenapa ada hati yang kecewa? Kekecewaan hati muncul karena dalam menyikapi hasil usaha seseorang lebih dominan menggunakan hawa nafsu dari pada hati nurani. Lalu apakah kecewa salah? Jawabannya : Tidak!! Asal kecewanya hanya sesaat saja. Selanjutnya menjadikan kecewa tersebut sebagai pemicu untuk seseorang selalu mengintrospeksi diri atas semua rencana dan perbuatannya selama ini serta menemukan penyebab kegagalan. Bahkan untuk memicu munculnya energi ekstra untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan kadang-kadang diperlukan efek dari kecewa terlebih dahulu. Adakalanya efek dari satu kali kekecewaan saja sudah cukup dan mampu membangkitkan energi ekstra untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan. Namun kadang-kadang dibutuhkan beberapa kali kekecewaan barulah terpicu energi ekstra dan jalan terang meraih sukses atau keberhasilan. Untuk itu jangan pernah menganggap kekecewaan sebagai malapetaka yang mengancam atau menutup peluang kesuksesan berikutnya. Tentunya jika kecewa tersebut disikapi secara positif dengan mengambil hikmah dan pelajaran serta kecewa harus diikuti dengan tekad untuk tidak mengulang kekecewaan berikutnya. Analoginya seperti seorang pemain layangan yang kecewa karena layangannya putus ketika layangan tersebut sedang melayang tinggi di atas awan. Layangan yang bisa naik tinggi menembus awan pasti layangan yang baik dan dibuat dari bahan yang baik sehingga juga sangat disayang oleh pemiliknya. Sehingga ketika layangan tersebut putus maka si empunya layangan pasti berusaha mengejar dan mencari sampai layangan tersebut didapat kembali. Kecepatan lari dan stamina si empunya layangan ketika mengejar layangan tersebut sampai didapatkannya layangan tersebut kembali sudah pasti jauh lebih cepat dan lebih kuat.