Senin, 14 September 2015

Seminar budaya dan peran tokoh minang bersama guru besar UKM Malaysia

Restorasi Kultur Minangkabau












O
L
E
H

Dedi Mahardi                     
dedimahardi@gmail.com-081281226622






Latar Belakang ;

  1. Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah artinya adat yang didasari oleh syariat agama islam dengan pedoman al quran dan hadist. Adat dibagi 4 yaitu ;
a.      Adat nan sabana Adat yaitu adat asli yang tak lapuk dek paneh dan tak lakang dek hujan.
b.      Adat nan diadatkan, seperti undang2 luhak  atau ketentuan.
c.       Adat nan diadatkan,  aturan dan kebiasaan yang lahir dari hasil mufakat.
d.      Adat istiadat, kebiasaan yang berlaku di masyarakat
Seharusnya semua orang minang punya cita-cita hidup bahagia di dunia dan kelak meninggal masuk surga. Tapi kenyataan sekarang kebanyakan orang minang hanya mementingkan materi dan lebih menghargai yang kaya tanpa melihat kaya dari mana. Beda dengan dulu orang merasa malu ketika memakai sesuatu dari hasil jual pusaka padahal itu tidak haram karena penggunaan harta pusaka betul untuk hal yang emergency.
  1. Makin berkurangnya prosentase tokoh asal Minang dalam percaturan nasional padahal agama islam mengajarkan bahwa orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin termasuk golongan merugi.(berlomba memperbaiki diri dan generasi).
  2. Pak Azwar Anas pada acara budaya di univ.Sahid Jakarta bbrp waktu lalu mengatakan bahwa beliau didatangi oleh seorang jenderal bintang 4 aktif dan menanyakan “Mana generasi muda Minang yang bisa diorbitkan ke tingkat nasional karena menurut beliau negeri ini butuh pemimpin sekeliber bung Hatta, Bung Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka dan lain-lain?”
  3. Pernyataan begawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan Hamengku Bowono IX bahwa jika ingin belajar berdemokrasi belajarlah dengan orang Minang.”tagak samo tinggi, duduk samo randah”. Ingin memajukan ekonomi belajarlah dari orang Minang begitu juga jika ingin belajar berdiplomasi “Iyokan nan diurang laluan nan diawak” artinya sama-sama merasa menang bukannya membohongi.
  4. Kenyataan kurangnya sumber daya alam Minangkabau yang produktif harus diimbangi dengan kelebihan sumber daya manusia yang produktif dan kreatif (dibanding propinsi lain)
Tujuan ;
  1. Menggali kembali nilai-nilai budaya Minang yang menjadi keunggulan atau strength dalam kompetisi mencapai hidup bahagia didunia serta kelak meninggal masuk surga.
  2. Menggali nilai-nilai kultur Minang yang melekat pada tokoh-tokoh Minangkabau yang menonjol pada masa perjuangan kemerdekaan dan awal kemerdekaan.
  3. Mengintrospeksi lalu mengeleminasi perkembangan kultur Minang yang kurang produkti dan positif.
Kultur ;
  1. Percaya diri.
  2. Pintar dagang (mayoritas pedagang tanah abang berasal dari Minang dan rata-rata tidak butuh waktu lama untuk merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan)
  3. Lebih menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
  4. Mudah menyesuaikan diri dengan suku lain (dimana bumi dipijak disana langit dijunjung).
  5. Kreatif dan inovatif.
  6. Selalu merasa bisa tapi tidak bisa merasa.
  7. Gadang lagak.
  8. Karengkang.

Ulasan

Kultur.
Kultur atau budaya adalah kebiasan-kebiasan yang disepakati dan dijalankan sebagai sesuatu yang baik oleh masyarakat pada rentang waktu yang panjang. Berbeda dengan model atau tren ditengah masyarakat yang biasanya terjadi pada rentang waktu yang singkat atau periode tertentu. Jika budaya atau kultur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kebutuhan atau keteladanan dari internal yang dianggap baik secara bersama maka tren atau mode lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Sehingga dengan demikian kultur dapat dirubah atau dimodernisasi, asalkan perubahan tersebut dikehendaki oleh sebagian besar masyarakatnya. Apalagi jika perubahan kultur tersebut disadari dan dimulai dari pemimpin atau tokoh yang jadi panutan dalam masyarakat.
Percaya Diri.
Orang Minang rata-rata memiliki sifat percaya diri yang tinggi. Sifat ini positif jika dilakukan secara terukur dan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas serta pada momen yang tepat. Percaya diri juga membuat orang optimis dan mau bekerja keras untuk mencapai apa yang diinginkannya. Namun sering percaya diri yang berlebihan menjadi salah ketika saking percaya dirinya akhirnya berbohong atau nekad asal bisa menampil diri.
Pintar Dagang
Pintar dagang ini merupakan akibat tambahan dari sejarah munculnya agama islam yang dibawa oleh saudagar Arab. Disamping mengajarkan agama, para saudagar Arab tersebut juga mengajarkan dan menjadi mitra dagang masyarakat yang didatanginya. Data hasil penelitian yang menunjukan bahwa rata-rata seorang perantau Minang tidak butuh waktu lama merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan di tanah abang.
Lebih menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
Orang Minang lebih mengagumi orang2 yang berpendidikan dari pada orang kaya, sehingga tokoh-tokoh Minang yang berpendidikan lebih cepat dikenal dari pada yang kaya. Semangat Seperti Prof Saldi Isra yang justru kondisi kesulitan ekonomi ketika menempuh pendidikan menjadi contoh teladan bagi orang lain untuk maju juga dalam pendidikan. Kultur ini merupakan peluang untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat pendidikan ketrampilan dan pusat pendidikan budaya serta moral etika.
Mudah Menyesuaikan diri.
Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat Minang yang merantau ke semua penjuru dunia dan belum pernah ada data atau berita yang menunjukan mereka tidak diterima ditempat perantauannya. Istilahnya bisa menari diatas buih sehingga sesulit apapun perbedaan yang ditemukan bisa menyesuaikan diri sehingga tidak ada yang tidak menerima.
Kreatif Inovatif.
Kreatif dan inovatif masyarakat Minang  muncul sebagai akibat percaya diri yang tinggi dan merasa bisa serta keinginan menonjol atau “Taimpik nak diateh, takuruang nak dilua”. Dari satu sisi sangat baik namun kadang-kadang salah kaprah menjadi licik dan mengakali orang lain. Sepertinya licik ini yang perlu dieleminasi sehingga orang bisa percaya karena kepercayaan adalah modal utama dalam pergaulan dan kompetisi.
Merasa bisa tapi tidak bisa merasa
Merasa bisa dari satu sisi sangat bagus karena akan membangun optimisme dan berjuang keras untuk mencapai sesuatu. Namun jika merasa bisa hanya bermodalkan nekad maka hasilnya akan konyol karena kelemahan dan ketidakbisaan seseorang akan lebih terlihat ketika tampil dipermukaan.  Sehingga orang yang tidak bisa tapi diam lebih terhormat dari pada orang yang tampil dan menonjol tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Artinya merasa bisa harus diimbangi dengan bisa merasakan atau mengukur kemampuan diri dan kepantasan.
Gadang Lagak.
Kata “Lagak Padang, tipu Aceh” lahirnya dari Padang dari satu sisi ada baiknya karena orang Minang jarang yang merasa minder berhadapan dengan orang lain. Namun ada kalanya jadi tidak baik ketika kebablasan tanpa melihat kenyataan dan kemampuan. Contoh pesawat baru mendarat dan belum boleh menggunakan HP, tetapi sebagaian menumpang tetap menelpon dengan isi pembicaraan cuma melagak.
Karengkang.
Karengkang adalah suatu sikap dan tindakan yang melawan tapi tidak sportif atau tidak sesuai dengan aturan. Barangkali kerana sifat karengkang inilah maka oleh nenek moyang Minangkabau dibuat hikayat batu malinkundang agar seorang anak tidak karengkang kepada ibu bapaknya.
PRRI Permesta bisa diibaratkan anak yang melawan kepada orang tua atau karengkang, tapi karengkang yang sudah diatas batas wajar.
Sejak kekalahan Pemerintahan revolusioner Republik Indonesia yang dikenal PRRI Permesta disebagian Sumatera dan Sulawesi. Maka layaknya semua bangsa yang kalah dalam perang sudah pasti terjadi penurunan kepercayaan diri dan secara psikologis tidak berani tampil dan bersaing dengan orang lain. Bahkan bangsa Jepang yang sebelumnya sangat percaya diri dengan menyerang pusat kekuatan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, diam bertekuk lutut ketika kota Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh Amerika. Namun apa yang dilakukan oleh bangsa Jepang tidak segera ditiru oleh masyarakat Minangkabau.
Padahal kultur Minang punya kelebihan tersendiri seperti yang sering diungkapkan oleh Bagawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX bahwa jika negeri ini ingin menjadi demokratis maka belajarlah demokrasi dari Minangkabau. Dan jika negeri ini ingin maju perekonomiannya maka pelajarilah cara orang Minang berdagang dan tirulah semangat membangun hidupnya orang Minang. Begitu juga dalam berdiplomasi, bahasa adat yang menggunakan kata perumpamaan dan tidak langsung membicarakan tujuan diperlukan pada saat negosiasi sehingga suasananya tidak tegang.
Apa yang dilakukan jepang setelah kalah dalam perang dunia kedua tersebut? Adalah menata kembali kehidupan bangsanya dan serta membangun kekuataan lain diluar kekuatan militer untuk mensejajarkan bahkan menonjolkan bangsanya kembali. Mereka membangun industri yang benar-benar unggul di dunia sehingga tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak ada produk buatan Jepangnya. Sebaliknya didalam negeri rakyat Jepang sangat mencintai produk negeri mereka bahkan sampai kepada bahan-bahan makanan mereka sangat fanatik dengan produk lokal negara mereka. Penduduk Jepang yang jika meninggal menggunakan cara agama Shinto tetapi menikah di gereja memiliki budaya yang santun dan ramah serta disiplin tinggi. Begitu juga jika kita bench mark ke negara Korea selatan yang setelah kalah perang dan belakangan merdeka dibanding indonesia. Namun sekarang menjadi negara industri yang kuat, sehingga Samsung bisa merajai elektronik dunia.
Barangkali hal ini yang seharusnya juga ditiru oleh bangsa kita khususnya menghadapi globalisasi agar negeri ini tidak hanya menjadi sasaran produsen bangsa lain.
Bapak Harun Zain ketika diangkat menjadi Gubernur Sumatera Barat.
Apa yang pertama dilakukan pak Harun panggilan akrab beliau ketika menjabat Gubernur sumatera barat? adalah mengangkat mental dan harga diri orang Minang yang baru saja terpuruk setelah kekalahan PRRI Permesta.
Langkah-langkah yang dilakukan bapak Harun Zain adalah :
  1. Mendukung penuh semua program pemerintah pusat.
  2. Mengkonsentrasikan pada pembangunan fisik Sumatera Barat.
  3. Mengadakan seminar pembangunan di Universitas Andalas.
  4. Bersama tokoh Minang pak Emil Salim dan tokoh lainnya melakukan gerakan revitalisasi perantau dan kampung halaman dengan gerakan seribu Minang (Gebu Minang).
  5. Mengadakan kolaborasi dengan suku-suku lain ditanah air dalam rangka membaurkan diri dengan cara mengangkat beberapa tokoh penting nasional dari suku lain sebagai datuk (pemangku adat).
Dan diakhir masa jabatan beliau orang Minang dapat menegakan kepala berhadapan dengan orang pusat. Terbukti setelah pak Harun jadi Gubernur, beliau dipercaya menjadi menteri dan selanjutnya tradisi mantan gubernur sumbar jadi menteri diikuti oleh Azwar anas dan Hasan Basri Durin
Sampai sampai waktu itu muncul pertanyaan terbuka ke publik dari Gubernur propinsi Aceh Ibrahim Hasan, bagaimana caranya agar setelah jadi gubernur dapat dipercaya oleh pak Harto untuk jadi menteri?

Pergeseran
Tak impiak nak diateh takuruang nak dilua
Terhimpit inginnya diatas terkurung inginya diluar.
Selama ini diartikan oleh masyarakat sebagai kelicikan dan seperti tidak mau mengakui kondisi yang sedang terjadi. Atau dalam bahasa yang lebih intelek dianggap sebagai kecerdikan orang Minang yang walau lagi dibawah atau terhimpit atau lagi terkurung tetapi merasa diluar. Yang diartikan bahwa masyarakat Minang itu lebih suka berlagak sehingga kalau lagi miskin tetapi berlagak malah kadang-kadang berbohong mengatakan sebagai orang kaya.
Makanya ada sebagian masyarakat yang jika tidak mampu pulang ke kampung naik pesawat  namun ingin diakui atau dilihat tetangganya naik pesawat caranya mereka setelah turun dari bis antar propinsi lalu naik taxi air port ke rumah.
Banyak lagi pergeseran lain yang terjadi tanpa disadari oleh masyarkat karena bergeser secara perlahan sehingga yang melakukan tidak merasakannya namun sangat dirasakan oleh orang-orang yang sekali-kali pulang kampung.
Saran.
  1. Perlu pengkajian dan gerakan kembali kepada nilai-nilai kultur Minangkabau yang sesungguhnya.
  2. Keteladanan dari pimpinan daerah semua lapisan.
  3. Pengembangan generasi muda unggulan dari Minang yang dipersiapkan untuk muncul ke tinggkat nasional bahkan internasional. Seperti cara yg dilakukan kesebelasan PSSI U-19 dengan mencari bibit unggul dari generasi remaja.
  4. Mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis karya rakyat seperti songket dan pakaian muslim dan sebagainya sehingga memiliki brand tersendiri dimata masyarakat seperti batik dan sebagainya.
  5. Mengembangkan rumah sakit ber kelas internasional dengan menonjolkan keindahan alam dan udara yang relatif bersih belum tercemar polusi.
Referensi.
  1. Buku- “Mencari & Menemukan Kembali Tan Malaka.”
  2. Buku-Attitude is Everything (Ubah sikap hidup anda maka hidup anda akan berubah) Keith Harrell.
  3. Buku-To Be Great (8 Sifat untuk Sukses) Richard St John.
  4. Buku-Tidak Semua bisa dibeli oleh Dedi Mahardi.
  5. Buku “ Messages of Act” oleh Dedi Mahardi penerbit Gramedia jkt.
  6. Buku “ Dibalik Kecewa” oleh Dedi Mahardi
  7. Buku saku “Panduan Manajemen dan Leadership” oleh Dedi Mahardi
  8. Buku “ The Power of Care” oleh Dedi Mahardi penerbit Gramedia jkt.
  9. Buku “Pelampung Emas” Dedi Mahardi

Jakarta 7 September 2015


Dedi Mahardi




Dedi Mahardi



Tidak ada komentar: