Minggu, 25 Oktober 2015
Selasa, 20 Oktober 2015
Minggu, 18 Oktober 2015
Dialog di Padang Mahsyar
Dialog di Padang Mahsyar.
Tema ; Tertib,
Aman dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan
Diakhir zaman
atau lebih dikenal di Padang Mashar semua orang dikumpulkan untuk dihitung amal
kebaikan dan amal keburukannya atau pahala dan dosanya. Sebagian yang sudah nyata-nyata
lebih banyak dosa dari pahalanya sudah mendapat buku catatan berwarna merah
yang berarti masuk neraka. Sebagian lagi mendapat buku catatan berwarni hijau
yang berarti lebih banyak pahala dari pada dosanya alias masuk surga. Namun ada
sebagian yang belum mendapatkan buku catatan karena ketika akan diberikan buku
catatan berwarna merah mereka menolaknya. Mereka ini merasa jauh lebih banyak
pahalanya dari pada dosanya bahkan mereka merasa tak berdosa sama sekali karena
selama ini mereka rajin beribadah dan membaca kitab suci serta menjalankannya.
Apalagi ketika mereka tahu sebagian yang dapat buku catatan berwarna hijau
pernah mereka ajari membaca kitab suci dan mereka beri ceramah, sebagian lagi
merasa lebih banyak bersedekah dibandingkan dari sebagian yang sudah masuk
surga atau menerima buku catatan berwarna hijau. Bahkan ada satu Orang merasa
pernah mendirikan rumah ibadah dan memberi makan serta biaya pendidikan anak
yatim sehingga sangat yakin akan masuk surga.
Beberapa
orang ini ketika akan diberikan malaikat buku catatan berwarna merah langsung
menolak tidak terima dan mengira ini pasti ada kesalahan.
“Arif bin
Fulan ini buku catatanmu selama di dunia!” Kata Malaikat memanggil Arif.
“Malaikat,
ini pasti keliru saya tidak mungkin masuk neraka karena saya ini dari kecil
sudah jadi santri lalu setelah dewasa jadi mubaligh dan ustadz. Justru saya
banyak mengajak Orang- Orang menjadi Orang yang taat kepada Tuhan!”. Bantah
Arif dan tidak mau menerima buku catatannya.
“Kami para
malaikat tidak mungkin salah atau lupa karena kami selalu menulis apa saja yang
engkau perbuat selama di dunia langsung saat engkau berbuat.” Jawab Malaikat
lagi
“Baiklah tapi
tolong diklarifikasi apa dosa dan kesalahan saya.” Balas Arif.
“Sebenarnya
kamu memang harusnya menerima buku catatan berwarna hijau, tetapi ada beberapa
kesalahan yang kamu lakukan waktu di dunia yang tidak pernah kamu sadari krena
kamu selalu merasa benar. Maka sementara waktu peganglah buku catatan warna
merah dulu.” Kata Malaikat lagi.
“Apa
kesalahan saya itu wahai Malaikat? Saya merasa tidak pernah berbuat dosa?”
jawab Arif.
“Kesalahan
kamu adalah kalau mengendarai mobil mewahmu selalu di jalur kanan padahal kamu
pelan sehingga banyak pengendara lain yang ketinggalan sholatnya karena
terlambat sampai di masjid untuk sholat. Kalau kamu berkendaraan di jalur kiri
dan beri dia jalan maka dia bisa sholat dan tidak ketinggalan sholat” jawab
Malaikat.
“Lha saya kan
tidak tahu apa saja keperluan Orang-Orang yang berkendaran yang sebanyak itu?
Dan lagian itukan cuma kesalahan kecil” Sanggah Arif lagi.
“Menurut kamu
kecil tapi itu bertahun-tahun kamu lakukan dan banyak Orang sudah terhalang
berbuat baik dan mengerjakan perintah Tuhan karena kebiasaan buruk kamu itu.
Harusnya sebagai Ustadz kamu menjadi teladan buat masyarakat banyak, termasuk
harus memakai helm kalau naik sepeda motor walaupun kamu memakai sarung dan
sorban” Jelas Malaikat lagi.
“Tapi tentang itu tidak ada dalam al quran wahai
Malaikat!” jawab Arif lagi sepertinya belum bisa terima.
“Kamu baca
lagi surat Annisa ayat 59 bahwa semua umat wajib patuh kepada umaro atau
pemerintah termasuk aturannya selama tidak bertentangan dengan aturan Tuhan.”
Jawab Malaikat.
“Selain itu
aturan mana lagi wahai Malaikat?” tanya Arif lagi karena penasaran
“Kamu baca hadist
yang artinya ;
“Barang siapa
yang dapat menginspirasi orang lain berbuat baik maka orang tersebut akan
mendapat pahala dari perbuatan baik orang lain tersebut tanpa mengurangi pahala
dari orang yang berbuat baik tersebut. sebaliknya juga begitu yaitu barang
siapa yang menginspirasi atau menyebabkan orang lain berbuat jahat atau dosa
maka orang tersebut juga akan mendapat dosa dari perbuatan dosa orang lain
tersebut.” Jelas Malaikat lagi.
“Baiklah
wahai Malaikat, saya menyesal karena dulu tidak peduli dengan urusan Orang lain
apalagi di jalanan. Berapa lama saya memegang buku catatan warna merah ini dan
kapan diganti buku catatan warna hijau?” tanya Arif.
“Kira-kira
satu tahun sampai kamu benar-benar menyesal atas perbuatan kamu.” Jawab
Malaikat.
Setelah Arif
bisa menerima konsekwensi atas perbuatanya di dunia maka Malaikat melanjutkan memanggil
Budi.
“Budi bin
Fulan, ini buku catatanmu! Panggil Malaikat
“Kenapa saya
menerima buku catatan warna merah juga wahai Malaikat? Padahal saya masih muda
sudah meninggal karena kecelakaan dan saya belum sempat berbuat dosa kecuali
berbuat baik dan beribadah saja?” Protes Budi
“Iya, karena
kamu mengendari sepeda motor melawan arus lalu tabrakan yang mengakibatkan kamu
meninggal begitu juga pengendara sepeda motor yang kamu tabrak. Akibatnya
anak-anak dari pengendara sepeda motor yang kamu tabrak tersebut menjadi anak
yatim lalu hidup empat Orang anak yatim tersebut jadi sengsara.” Jelas
Malaikat.
“Lha kan saya
juga meninggal wahai Malaikat? Jadi impaskan?“ bantah Budi lagi.
“Bukan impas,
justru kamu lah yang menyebabkan kecelakaan tersebut sehingga Orang yang kamu
tabrak tersebut justru sekarang sudah masuk surga karena disamping amal
ibadahnya banyak. Ditambah dengan meninggal karena kamu tabrak tersebut dia
termasuk kamu bunuh lewat kecelakaan sehingga dosanya dihapus Tuhan.” Jelas
Malaikat lagi.
“Saya sangat
menyelas wahai Malaikat, padahal saya hanya ikut-ikutan saja karena melihat
Orang berkendaraan melawan harus lebih cepat sampai maka saya coba juga.” Sesal
Budi.
“Justru hidup
tidak boleh ikut-ikutan karena Tuhan sudah memberikan tuntunan hidup dari Kitab
suci yang tidak pernah salah dan selalu sesuai dengan semua zaman.” jelas
Malaikat lagi
“Jadi berapa
lama saya harus memegang buku catatan warna merah ini baru diganti menjadi
berwana hijau wahai Malaikat?” tanya Budi.
“Kira-kira
dua puluh tahun.” Jawab malaikat
“Lho kenapa
lama sekali?” Protes Budi
“Hampir sama
dengan hukuman Orang menyebabkan Orang lain meninggal duniakan?” jawab Malaikat
lagi.
“Baiklah
wahai Malaikat, saya sangat menyesal sekali.” Jawab Budi penuh penyesalan.
Berikutnya
Malaikat memanggil seorang lagi yang juga tidak mau meneriman catatan berwarna
merah karena merasa sangat yakin akan masuk surga.
“Condro bin
Fulan, ini buku catatan kamu! Panggil Malaikat
“Saya juga
protes wahai Malaikat. Karena saya merasa amal ibadah dan amal kebaikan saya
jauh lebih banyak dari dosa dan keburukan saya, malah saya merasa belum pernah
dengan sengaja berbuat dosa atau melalaikan perintah Tuhan.” Jelas Condro
“Ya catatan
kebaikan kamu memang bagus, malah kamu anak yang sangat berbakti kepada kedua
orang tuamu serta jadi teladan buat adik-adik kamu.” Jelas Malaikat.
“Lha kalau
begitu seharusnya saya langsung menerima buku cacatan warna hijau dong? Apalagi
kata ajaran ustadz saya Surga itu dibawah telapak kaki ibu dan saya sangat
sayang serta berbakti kepada Ibu.” Jawab Condro lagi.
“Iya tapi
karena kebiasaan kamu ada orang yang seharusnya bisa diselamatkan dan bisa
cepat sampai di rumah sakit jadi tidak bisa diselamatkan gara-gara kamu.” Jelas
Malaikat lagi.
“Saya merasa
tidak pernah menghambat ambulan yang membawa Orang sakit wahai Malaikat.”
Sanggah Condro.
“Menghambat
secara langsung memang tidak pernah, tetapi karena kamu sering pakirkan sepeda
motor kamu di tengah jalan underpass waktu berteduh dari hujan sehingga jalanan
jadi macet. Dari catatan saya beberapa kali ambulan yang sedang membawa orang
sakit terlambat sampai di unit gawat darurat Rumah sakit gara-gara tindakan
kamu dan teman-teman kamu parkir ditengah jalan tersebut.” Jelas Malaikat.
“Saya
benar-benar menyesal wahai Malaikat, saya tidak tahu bahwa ada Orang yang bisa
celaka dan tidak dapat diselamatkan gara-gara hal sepele tersebut.” Sesal
Condro dengan sedih.
“Justru
karena itu maka buku catatan kamu harus kami beri buku merah dulu, sampai kamu
selesai menjalankan hukuman akibat keteledoran kamu di dunia dulu itu.” Jawab
Malaikat lagi.
“Berapa lama
buku catatan saya diganti dengan buku catatan berwarna hijau wahai Malaikat?”
tanya Condro.
“Sepuluh tahun
baru kami ganti dengan buku catatan berwarna hijau, sama seperti hukuman di
dunia Orang-Orang yang akibat kelalaiannya Orang meninggal dunia.” Jelas
Malaikat lagi.
“Padahal
kalau saya tidak pernah parkir di tengah jalan sewaktu hujan dan berteduh, saya
akan langsung masuk surga ya wahai Malaikat? Tanya Condro.
“Benar
sekali.” Jawab Malaikat.
“Saya
benar-benar menyesal wahai Malaikat, padahal waktu itu saya bisa parkir
dipinggir. Kenapa saya jadi ikutan Orang-Orang yang parkir ditengah jalan itu?
Kembali Condro menyesali dirinya.
“Sesal memang
datangnya kemudian Condro, makanya ketika di dunia dulu kamu harusnya banyak
introspeksi diri sehingga tidak merasa benar saja.” jelas Malaikat lagi.
Dengan
tertunduk sedih Condro akhirnya menerima buku catatan berwarna merah tersebut.
Lalu Malaikat
memanggil Orang keempat yang tidak mau menerima begitu saja buku catatannya
berwarna merah tersebut.
“Dandi bin
Fulan, ini buku catatan kamu!” panggil Malaikat kepada Dandi.
“Wahai
Malaikat, kenapa buku catatan saya berwarna merah? Padahal saya meninggal usia
muda dan belum banyak berbuat dosa bahkan bercita-cita ingin menjadi jenderal
yang baik dan taat beragama. Saya ingin jadi jenderal yang baik yang jujur dan
jadi teladan banyak Orang seperti jendral Hoegeng tapi tidak kesampaian.”
Protes Dandi.
“Memang niat
baik kamu sudah kami catat sebagai amal kebaikan, tetapi waktu muda tersebut
kamu sering menerobos lampu merah dan menerobos jalur bus way lalu ditangkap
polisi.” Jelas Malaikat.
“Lalu apa
salah dan dosa saya wahai Malaikat? Tidak satupun perintah Tuhan yang saya
abaikan dan tidak satupun larangan Tuhan yang saya kerjakan.” Sanggah Dandi.
“Iya waktu
kamu menerobos lampu merah dan menerobos jalur busway lalu kamu di setop oleh
polisi kamu selalu menyuap polisi kan? “ tanya Malaikat.
“Benar wahai
malaikat, tapi apa salahnya? Kan sama-sama suka dan dari pada merepotkan
serta membuang waktu harus sidang
pelanggaran lalu lintas, saya tidak ada waktu.” Jelas Dandi.
“Pertama
kesalahan kamu adalah memberi suap atau uang yang haram kepada petugas polisi
tersebut padahal seharusnya polisi tersebut bisa memberikan anak istrinya
dengan uang halal. Kedua kamu bercita-cita menjadi jenderal yang jujur tetapi
kamu sudah memulainya dengan perbuatan tidak jujur. Ketiga kamu meninggal
karena kecelakaan akibat menerobos lampu merah itu sama hukumannya dengan orang
yang mati bunuh diri karena sudah tahu berbahaya tapi kamu tempuh juga.” Jelas
Malaikat.
“Wah kok
separah itu akibatnya wahai Malaikat? Tanya Dandi
“Memang iya,
bahkan sopir yang menabrak kamu sampai meninggal tersebut masuk penjara dan
anak istrinya jadi sengsara karena tidak ada yang memberi nafkah mereka.” Jelas
Malaikat lagi.
“Kenapa Sopir
itu masuk penjara Malaikat? Kan saya yang salah? Kalau saya tidak meninggal
karena kecelakaan tersebut maka saya akan bela sopir truk tersebut.” Jelas
Dandi lagi
“Ya begitulah
hukum dunia tidak ada yang benar-benar adil” jelas Malaikat lagi.
“Kenapa saya
tidak diberi kesempatan berusia panjang dan jadi jenderal yang baik kayak pak
Hoegeng wahai Malaikat? Tanya Dandi lagi.
“Kamu tidak
mungkin jadi jenderal yang baik dan jujur karena hari-hari kamu sering
dimarahin dan ditangkap oleh kopral polisi anak buahnya pak Hoegeng.” Jelas
Malaikat lagi.
“Saya
benar-benar menyesal wahai Malaikat.” Sesal Dandi lagi
“Simpanlah
sesal kamu itu sepuluh tahun sampai buku catatan kamu nanti kami ganti dengan
buku catatan berwarna hijau.” Kata Malaikat lagi.
Dengan saling
berpandangan dan penyesalan yang dalam Arif, Budi, Condro dan Dandi melangkah
sambil memegang buku catatan berwarna merah menuju neraka. Malaikatpun melihat
dengan sedih Orang-Orang yang sangat yakin langsung masuk surga tersebut jalan
sambil tertunduk penuh arti sambil berkata.
“Makanya
seharusnya waktu di dunia kalian lebih banyak menghindar dari keburukan dan
dosa karena Tuhan memerintahkan untuk mendahulukan atau prioritaskan menghindar
dari kejehatan dan dosa”
Selamat
menikmat
Jakarta, 18
Oktober 2015
Dedi Mahardi
Rabu, 14 Oktober 2015
Buku Integritas bangsaku~ dulu, kini dan nanti Segera terbit oleh Elexmedia Gramedia
"Memotong satu generasi untuk membuat bangsa ini lebih baik sepertinya bukan solusi karena banyak generasi mudah sudah terkontaminasi. Yang dapat dilakukan adalah melahirkan dan membangun Character integrity dengan cara :
1.Selalu ingat Tuhan dan tujuan hidup di dunia yang sementara.
2.Tanggung jawab setiap orang tua kepada Tuhan untuk menjadikan anaknya selain sukses juga berkarakter dan berintegritas atau taat dengan cara memberikan keteladanan.
3.Berusaha selalu jujur pada diri sendiri, kepada Tuhan dan kepada Orang lain.
4.Berusaha lebih banyak berbuat dari pada bicara dan lempar wacana terutama pemimpinnya.
5.Memasyarkatkan hidup bermasyarakat yang lebih bangga dan bahagia dengan sederhana dari pada kaya tapi diragukan asal kekayaannya.
6.Berusaha selalu membela kebenaran dan tidak mendiamkan kezaliman.
7.Selalu berusaha bermanfaat buat orang lain karena kecurangan sering muncul akibat egois mencari keuntungan sendiri. Gunakan filosofi pohon pisang yang berpantang mati sebelum berbuah walau ditebas berkali-kali"
Demikian...terima kasih
best Regard
dedi mahardi
Senin, 14 September 2015
Seminar budaya dan peran tokoh minang bersama guru besar UKM Malaysia
Restorasi Kultur
Minangkabau
O
L
E
H
Dedi Mahardi
dedimahardi@gmail.com-081281226622
Latar Belakang
;
- Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah
artinya adat yang didasari oleh syariat agama islam dengan pedoman al
quran dan hadist. Adat dibagi 4 yaitu ;
a. Adat nan sabana Adat yaitu adat asli yang tak lapuk
dek paneh dan tak lakang dek hujan.
b. Adat nan diadatkan, seperti undang2 luhak atau ketentuan.
c. Adat nan diadatkan,
aturan dan kebiasaan yang lahir dari hasil mufakat.
d. Adat istiadat, kebiasaan yang berlaku di masyarakat
Seharusnya semua orang minang punya cita-cita hidup
bahagia di dunia dan kelak meninggal masuk surga. Tapi kenyataan sekarang
kebanyakan orang minang hanya mementingkan materi dan lebih menghargai yang
kaya tanpa melihat kaya dari mana. Beda dengan dulu orang merasa malu ketika memakai
sesuatu dari hasil jual pusaka padahal itu tidak haram karena penggunaan harta
pusaka betul untuk hal yang emergency.
- Makin berkurangnya prosentase tokoh asal Minang
dalam percaturan nasional padahal agama islam mengajarkan bahwa orang yang
hari ini tidak lebih baik dari kemarin termasuk golongan merugi.(berlomba
memperbaiki diri dan generasi).
- Pak Azwar Anas pada acara budaya di univ.Sahid
Jakarta bbrp waktu lalu mengatakan bahwa beliau didatangi oleh seorang
jenderal bintang 4 aktif dan menanyakan “Mana generasi muda Minang yang
bisa diorbitkan ke tingkat nasional karena menurut beliau negeri ini butuh
pemimpin sekeliber bung Hatta, Bung Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka dan
lain-lain?”
- Pernyataan begawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri
Sultan Hamengku Bowono IX bahwa jika ingin belajar berdemokrasi belajarlah
dengan orang Minang.”tagak samo tinggi, duduk samo randah”. Ingin
memajukan ekonomi belajarlah dari orang Minang begitu juga jika ingin
belajar berdiplomasi “Iyokan nan diurang laluan nan diawak” artinya
sama-sama merasa menang bukannya membohongi.
- Kenyataan kurangnya sumber daya alam Minangkabau yang
produktif harus diimbangi dengan kelebihan sumber daya manusia yang
produktif dan kreatif (dibanding propinsi lain)
Tujuan ;
- Menggali kembali nilai-nilai budaya Minang yang
menjadi keunggulan atau strength dalam kompetisi mencapai hidup bahagia
didunia serta kelak meninggal masuk surga.
- Menggali nilai-nilai kultur Minang yang melekat
pada tokoh-tokoh Minangkabau yang menonjol pada masa perjuangan
kemerdekaan dan awal kemerdekaan.
- Mengintrospeksi lalu mengeleminasi perkembangan
kultur Minang yang kurang produkti dan positif.
Kultur ;
- Percaya diri.
- Pintar dagang (mayoritas pedagang tanah abang
berasal dari Minang dan rata-rata tidak butuh waktu lama untuk merubah
posisi dari pesuruh menjadi juragan)
- Lebih menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
- Mudah menyesuaikan diri dengan suku lain (dimana
bumi dipijak disana langit dijunjung).
- Kreatif dan inovatif.
- Selalu merasa bisa tapi tidak bisa merasa.
- Gadang lagak.
- Karengkang.
Ulasan
Kultur.
Kultur atau budaya adalah kebiasan-kebiasan yang
disepakati dan dijalankan sebagai sesuatu yang baik oleh masyarakat pada
rentang waktu yang panjang. Berbeda dengan model atau tren ditengah masyarakat
yang biasanya terjadi pada rentang waktu yang singkat atau periode tertentu.
Jika budaya atau kultur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kebutuhan atau
keteladanan dari internal yang dianggap baik secara bersama maka tren atau mode
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Sehingga dengan demikian kultur dapat dirubah atau dimodernisasi,
asalkan perubahan tersebut dikehendaki oleh sebagian besar masyarakatnya.
Apalagi jika perubahan kultur tersebut disadari dan dimulai dari pemimpin atau
tokoh yang jadi panutan dalam masyarakat.
Percaya Diri.
Orang Minang rata-rata memiliki sifat percaya diri
yang tinggi. Sifat ini positif jika dilakukan secara terukur dan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas serta pada momen yang tepat. Percaya diri juga membuat
orang optimis dan mau bekerja keras untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Namun sering percaya diri yang berlebihan menjadi salah ketika saking percaya
dirinya akhirnya berbohong atau nekad asal bisa menampil diri.
Pintar Dagang
Pintar dagang ini merupakan akibat tambahan dari
sejarah munculnya agama islam yang dibawa oleh saudagar Arab. Disamping
mengajarkan agama, para saudagar Arab tersebut juga mengajarkan dan menjadi
mitra dagang masyarakat yang didatanginya. Data hasil penelitian yang
menunjukan bahwa rata-rata seorang perantau Minang tidak butuh waktu lama
merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan di tanah abang.
Lebih
menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
Orang Minang lebih mengagumi orang2 yang berpendidikan
dari pada orang kaya, sehingga tokoh-tokoh Minang yang berpendidikan lebih
cepat dikenal dari pada yang kaya. Semangat Seperti Prof Saldi Isra yang justru
kondisi kesulitan ekonomi ketika menempuh pendidikan menjadi contoh teladan
bagi orang lain untuk maju juga dalam pendidikan. Kultur ini merupakan peluang
untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat pendidikan ketrampilan dan pusat
pendidikan budaya serta moral etika.
Mudah
Menyesuaikan diri.
Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat Minang
yang merantau ke semua penjuru dunia dan belum pernah ada data atau berita yang
menunjukan mereka tidak diterima ditempat perantauannya. Istilahnya bisa menari
diatas buih sehingga sesulit apapun perbedaan yang ditemukan bisa menyesuaikan
diri sehingga tidak ada yang tidak menerima.
Kreatif
Inovatif.
Kreatif dan inovatif masyarakat Minang muncul sebagai akibat percaya diri yang
tinggi dan merasa bisa serta keinginan menonjol atau “Taimpik nak diateh,
takuruang nak dilua”. Dari satu sisi sangat baik namun kadang-kadang salah
kaprah menjadi licik dan mengakali orang lain. Sepertinya licik ini yang perlu
dieleminasi sehingga orang bisa percaya karena kepercayaan adalah modal utama
dalam pergaulan dan kompetisi.
Merasa bisa tapi
tidak bisa merasa
Merasa bisa dari satu sisi sangat bagus karena akan
membangun optimisme dan berjuang keras untuk mencapai sesuatu. Namun jika
merasa bisa hanya bermodalkan nekad maka hasilnya akan konyol karena kelemahan
dan ketidakbisaan seseorang akan lebih terlihat ketika tampil dipermukaan. Sehingga orang yang tidak bisa tapi diam
lebih terhormat dari pada orang yang tampil dan menonjol tapi tidak bisa
berbuat apa-apa. Artinya merasa bisa harus diimbangi dengan bisa merasakan atau
mengukur kemampuan diri dan kepantasan.
Gadang Lagak.
Kata “Lagak Padang, tipu Aceh” lahirnya dari Padang dari
satu sisi ada baiknya karena orang Minang jarang yang merasa minder berhadapan
dengan orang lain. Namun ada kalanya jadi tidak baik ketika kebablasan tanpa
melihat kenyataan dan kemampuan. Contoh pesawat baru mendarat dan belum boleh
menggunakan HP, tetapi sebagaian menumpang tetap menelpon dengan isi
pembicaraan cuma melagak.
Karengkang.
Karengkang adalah suatu sikap dan tindakan yang melawan
tapi tidak sportif atau tidak sesuai dengan aturan. Barangkali kerana sifat
karengkang inilah maka oleh nenek moyang Minangkabau dibuat hikayat batu
malinkundang agar seorang anak tidak karengkang kepada ibu bapaknya.
PRRI Permesta bisa diibaratkan anak yang melawan kepada orang
tua atau karengkang, tapi karengkang yang sudah diatas batas wajar.
Sejak kekalahan Pemerintahan revolusioner Republik
Indonesia yang dikenal PRRI Permesta disebagian Sumatera dan Sulawesi. Maka
layaknya semua bangsa yang kalah dalam perang sudah pasti terjadi penurunan
kepercayaan diri dan secara psikologis tidak berani tampil dan bersaing dengan
orang lain. Bahkan bangsa Jepang yang sebelumnya sangat percaya diri dengan
menyerang pusat kekuatan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, diam bertekuk
lutut ketika kota Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh Amerika. Namun apa
yang dilakukan oleh bangsa Jepang tidak segera ditiru oleh masyarakat Minangkabau.
Padahal kultur Minang punya kelebihan tersendiri seperti
yang sering diungkapkan oleh Bagawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX bahwa jika negeri ini ingin menjadi demokratis maka belajarlah
demokrasi dari Minangkabau. Dan jika negeri ini ingin maju perekonomiannya maka
pelajarilah cara orang Minang berdagang dan tirulah semangat membangun hidupnya
orang Minang. Begitu juga dalam berdiplomasi, bahasa adat yang menggunakan kata
perumpamaan dan tidak langsung membicarakan tujuan diperlukan pada saat
negosiasi sehingga suasananya tidak tegang.
Apa yang dilakukan jepang setelah kalah dalam perang dunia
kedua tersebut? Adalah menata kembali kehidupan bangsanya dan serta membangun
kekuataan lain diluar kekuatan militer untuk mensejajarkan bahkan menonjolkan
bangsanya kembali. Mereka membangun industri yang benar-benar unggul di dunia
sehingga tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak ada produk buatan
Jepangnya. Sebaliknya didalam negeri rakyat Jepang sangat mencintai produk
negeri mereka bahkan sampai kepada bahan-bahan makanan mereka sangat fanatik
dengan produk lokal negara mereka. Penduduk Jepang yang jika meninggal
menggunakan cara agama Shinto tetapi menikah di gereja memiliki budaya yang
santun dan ramah serta disiplin tinggi. Begitu juga jika kita bench mark ke
negara Korea selatan yang setelah kalah perang dan belakangan merdeka dibanding
indonesia. Namun sekarang menjadi negara industri yang kuat, sehingga Samsung
bisa merajai elektronik dunia.
Barangkali hal ini yang seharusnya juga ditiru oleh
bangsa kita khususnya menghadapi globalisasi agar negeri ini tidak hanya
menjadi sasaran produsen bangsa lain.
Bapak Harun Zain ketika diangkat menjadi Gubernur
Sumatera Barat.
Apa yang pertama dilakukan pak Harun panggilan akrab
beliau ketika menjabat Gubernur sumatera barat? adalah mengangkat mental dan
harga diri orang Minang yang baru saja terpuruk setelah kekalahan PRRI
Permesta.
Langkah-langkah yang dilakukan bapak Harun Zain adalah :
- Mendukung penuh semua program
pemerintah pusat.
- Mengkonsentrasikan pada
pembangunan fisik Sumatera Barat.
- Mengadakan seminar pembangunan di Universitas
Andalas.
- Bersama tokoh Minang pak Emil Salim dan tokoh lainnya
melakukan gerakan revitalisasi perantau dan kampung halaman dengan gerakan
seribu Minang (Gebu Minang).
- Mengadakan kolaborasi dengan suku-suku lain
ditanah air dalam rangka membaurkan diri dengan cara mengangkat beberapa
tokoh penting nasional dari suku lain sebagai datuk (pemangku adat).
Dan diakhir masa jabatan beliau orang Minang dapat
menegakan kepala berhadapan dengan orang pusat. Terbukti setelah pak Harun jadi
Gubernur, beliau dipercaya menjadi menteri dan selanjutnya tradisi mantan
gubernur sumbar jadi menteri diikuti oleh Azwar anas dan Hasan Basri Durin
Sampai sampai waktu itu muncul pertanyaan terbuka ke
publik dari Gubernur propinsi Aceh Ibrahim Hasan, bagaimana caranya agar
setelah jadi gubernur dapat dipercaya oleh pak Harto untuk jadi menteri?
Pergeseran
Tak impiak nak diateh takuruang nak dilua
Terhimpit inginnya diatas terkurung inginya diluar.
Selama ini diartikan oleh masyarakat sebagai kelicikan
dan seperti tidak mau mengakui kondisi yang sedang terjadi. Atau dalam bahasa
yang lebih intelek dianggap sebagai kecerdikan orang Minang yang walau lagi
dibawah atau terhimpit atau lagi terkurung tetapi merasa diluar. Yang diartikan
bahwa masyarakat Minang itu lebih suka berlagak sehingga kalau lagi miskin
tetapi berlagak malah kadang-kadang berbohong mengatakan sebagai orang kaya.
Makanya ada sebagian masyarakat yang jika tidak mampu
pulang ke kampung naik pesawat namun
ingin diakui atau dilihat tetangganya naik pesawat caranya mereka setelah turun
dari bis antar propinsi lalu naik taxi air port ke rumah.
Banyak lagi pergeseran lain yang terjadi tanpa
disadari oleh masyarkat karena bergeser secara perlahan sehingga yang melakukan
tidak merasakannya namun sangat dirasakan oleh orang-orang yang sekali-kali
pulang kampung.
Saran.
- Perlu pengkajian dan gerakan kembali kepada
nilai-nilai kultur Minangkabau yang sesungguhnya.
- Keteladanan dari pimpinan daerah semua lapisan.
- Pengembangan generasi muda unggulan dari Minang
yang dipersiapkan untuk muncul ke tinggkat nasional bahkan internasional.
Seperti cara yg dilakukan kesebelasan PSSI U-19 dengan mencari bibit
unggul dari generasi remaja.
- Mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif
berbasis karya rakyat seperti songket dan pakaian muslim dan sebagainya
sehingga memiliki brand tersendiri dimata masyarakat seperti batik dan
sebagainya.
- Mengembangkan rumah sakit ber kelas internasional
dengan menonjolkan keindahan alam dan udara yang relatif bersih belum
tercemar polusi.
Referensi.
- Buku- “Mencari & Menemukan Kembali Tan
Malaka.”
- Buku-Attitude is Everything (Ubah sikap hidup
anda maka hidup anda akan berubah) Keith Harrell.
- Buku-To Be Great (8 Sifat untuk Sukses) Richard
St John.
- Buku-Tidak Semua bisa dibeli oleh Dedi Mahardi.
- Buku “ Messages of Act” oleh Dedi Mahardi
penerbit Gramedia jkt.
- Buku “ Dibalik Kecewa” oleh Dedi Mahardi
- Buku saku “Panduan Manajemen dan Leadership” oleh
Dedi Mahardi
- Buku “ The Power of Care” oleh Dedi Mahardi
penerbit Gramedia jkt.
- Buku “Pelampung Emas” Dedi Mahardi
Jakarta 7 September 2015
Dedi Mahardi
Dedi Mahardi
Selasa, 28 April 2015
Sabtu, 28 Maret 2015
Selasa, 10 Maret 2015
Talk Show di RRI Pro 1 FM
Talk show tentang seminar " How to Buid Character Integrity" dan novel
"Pelampung Emas" di RRI Pro 1 FM pukul 5.45 wib sore nanti...semoga
bermanfaat..amin yra!!
Seminar "How to Build Character Integrity" Talk Show di Bens radio Jumat 13 Maret 2015 pukul 08.00 sd 09.00 wib
Assalamualaykum wr wb.Selamat pagi..Insha Allah jumat pagi jam 08.00 sd
09.00 kami diberi kesempatan talk shom tentang seminar "How to build
Character Integrity" oleh Bensradio 106,2 FM atau streaming di www.bensradio.com atau chanel indovision 512..terima mbak Molly n teman2 Bensradio..semoga bermanfaat.amin yra!! was
Minggu, 18 Januari 2015
Seminar "How to Build Character Integrity?"
Bagaimana membangun karakter berintegritas?
- Mulai dari anak dalam kandungan tidak diberi makan dari uang yang diragukan halalnya.
- Ajarkan anak menghargai dan mengutamakan serta berani berkata jujur.
- Hargai pengakuan bersalah sebagai pelajaran.
- Tidak marah mendengar pengakuan dan penyesalan bersalah.
- Biasakan terbuka dengan anak, jangan sampai anak mencari informasi yang salah karena takut dan tidak bisa dapat informasi dari orang tuanya.
- Berikan banyak keteladan, pengertian dan kurangi ucapan menggurui.
- Selanjutanya dengarkan dan hadiri seminar ini
Langganan:
Postingan (Atom)