Bersama Brigjend Irwan Dir Zeni TNI AD
Relevansi Idul
Fitri dengan Modernisasi Kultur Minangkabau
O
L
E
H
Dedi Mahardi
dedimahardi@gmail.com-081281226622
Latar Belakang
;
- Idul Fitri kembali Fitri setelah sebulan introspeksi diri, mengendalikan diri, sejalan dengan pepatah Minang :Lapuk-lapuk dikanjangi, usang-usang dibarui, raso jo pareso dan lamak dek awak katuju dek urang.
- Ada yang menerjemahkan fitri dengan “fitrah”, yang berarti suci dan bersih. Pendapat kedua ini menyandarkan pendapatnya pada hadits Rasulullah SAW :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ - رواه البخاري
Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah
seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/
suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR.
Bukhari)
Dari maknanya secara harfiah ini, dapat disimpulkan adanya dua makna dalam
menerjemahkan Iedul Fitri, yaitu :
#1. Iedul Fitri diterjemahkan dengan kembali kepada fitrah atau kesucian,
karena telah ditempa dengan ibadah sebulan penuh di bulan ramadhan. Dan
karenanya ia mendapatkan ampunan dan maghfirah dari Allah SWT.
#2. Iedul Fitri diterjemahkan dengan hari raya berbuka, dimana setelah
sebulan penuh ia berpuasa, menjalan ibadah puasa karena Allah SWT, pada hari
Idul Fitri ia berbuka dan tidak berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah
SWT.
- Makin berkurangnya prosentase tokoh asal Minang dalam percaturan nasional padahal agama islam mengajarkan bahwa orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin termasuk golongan merugi.(berlomba memperbaiki diri dan generasi).
- Pak Azwar Anas pada acara budaya di univ.Sahid Jakarta bbrp waktu lalu mengatakan bahwa beliau didatangi oleh seorang jenderal bintang 4 aktif dan menanyakan “Mana generasi muda Minang yang bisa diorbitkan ke tingkat nasional karena menurut beliau negeri ini butuh pemimpin sekeliber bung Hatta, Bung Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka dan lain-lain?”
- Pernyataan begawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan Hamengku Bowono IX bahwa jika ingin belajar berdemokrasi belajarlah dengan orang Minang.”tagak samo tinggi, duduk samo randah”. Ingin memajukan ekonomi belajarlah dari orang Minang begitu juga jika ingin belajar berdiplomasi “Iyokan nan diurang laluan nan diawak” artinya sama-sama merasa menang bukannya membohongi.
- Kenyataan kurangnya sumber daya alam Minangkabau yang produktif harus diimbangi dengan kelebihan sumber daya manusia yang produktif dan kreatif (dibanding propinsi lain)
Tujuan ;
- Menggali kembali nilai-nilai budaya Minang yang menjadi keunggulan atau strength dalam kompetisi mencapai hidup bahagia didunia serta kelak meninggal masuk surga.
- Menggali nilai-nilai kultur Minang yang melekat pada tokoh-tokoh Minangkabau yang menonjol pada masa perjuangan kemerdekaan dan awal kemerdekaan.
- Mengintrospeksi lalu mengeleminasi perkembangan kultur Minang yang kurang produkti dan positif.
Kultur ;
- Percaya diri.
- Pintar dagang (mayoritas pedagang tanah abang berasal dari Minang dan rata-rata tidak butuh waktu lama untuk merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan)
- Lebih menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
- Mudah menyesuaikan diri dengan suku lain (dimana bumi dipijak disana langit dijunjung).
- Kreatif dan inovatif.
- Selalu merasa bisa tapi tidak bisa merasa.
- Gadang lagak.
- Karengkang.
Ulasan
Kultur.
Kultur atau budaya adalah kebiasan-kebiasan yang
disepakati dan dijalankan sebagai sesuatu yang baik oleh masyarakat pada
rentang waktu yang panjang. Berbeda dengan model atau tren ditengah masyarakat
yang biasanya terjadi pada rentang waktu yang singkat atau periode tertentu.
Jika budaya atau kultur lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kebutuhan atau
keteladanan dari internal yang dianggap baik secara bersama maka tren atau mode
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Sehingga dengan demikian kultur dapat dirubah atau dimodernisasi,
asalkan perubahan tersebut dikehendaki oleh sebagian besar masyarakatnya.
Apalagi jika perubahan kultur tersebut disadari dan dimulai dari pemimpin atau
tokoh yang jadi panutan dalam masyarakat.
Percaya Diri.
Orang Minang rata-rata memiliki sifat percaya diri
yang tinggi. Sifat ini positif jika dilakukan secara terukur dan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas serta pada momen yang tepat. Percaya diri juga membuat
orang optimis dan mau bekerja keras untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Namun sering percaya diri yang berlebihan menjadi salah ketika saking percaya
dirinya akhirnya berbohong atau nekad asal bisa menampil diri.
Pintar Dagang
Pintar dagang ini merupakan akibat tambahan dari
sejarah munculnya agama islam yang dibawa oleh saudagar Arab. Disamping
mengajarkan agama, para saudagar Arab tersebut juga mengajarkan dan menjadi
mitra dagang masyarakat yang didatanginya. Data hasil penelitian yang
menunjukan bahwa rata-rata seorang perantau Minang tidak butuh waktu lama
merubah posisi dari pesuruh menjadi juragan di tanah abang.
Lebih
menghargai pendidikan dari pada kekayaan.
Orang Minang lebih mengagumi orang2 yang berpendidikan
dari pada orang kaya, sehingga tokoh-tokoh Minang yang berpendidikan lebih
cepat dikenal dari pada yang kaya. Semangat Seperti Prof Saldi Isra yang justru
kondisi kesulitan ekonomi ketika menempuh pendidikan menjadi contoh teladan
bagi orang lain untuk maju juga dalam pendidikan. Kultur ini merupakan peluang
untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat pendidikan ketrampilan dan pusat
pendidikan budaya serta moral etika.
Mudah
Menyesuaikan diri.
Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat Minang
yang merantau ke semua penjuru dunia dan belum pernah ada data atau berita yang
menunjukan mereka tidak diterima ditempat perantauannya. Istilahnya bisa menari
diatas buih sehingga sesulit apapun perbedaan yang ditemukan bisa menyesuaikan
diri sehingga tidak ada yang tidak menerima.
Kreatif
Inovatif.
Kreatif dan inovatif masyarakat Minang muncul sebagai akibat percaya diri yang
tinggi dan merasa bisa serta keinginan menonjol atau “Taimpik nak diateh,
takuruang nak dilua”. Dari satu sisi sangat baik namun kadang-kadang salah
kaprah menjadi licik dan mengakali orang lain. Sepertinya licik ini yang perlu
dieleminasi sehingga orang bisa percaya karena kepercayaan adalah modal utama
dalam pergaulan dan kompetisi.
Merasa bisa tapi
tidak bisa merasa
Merasa bisa dari satu sisi sangat bagus karena akan
membangun optimisme dan berjuang keras untuk mencapai sesuatu. Namun jika
merasa bisa hanya bermodalkan nekad maka hasilnya akan konyol karena kelemahan
dan ketidakbisaan seseorang akan lebih terlihat ketika tampil dipermukaan. Sehingga orang yang tidak bisa tapi diam
lebih terhormat dari pada orang yang tampil dan menonjol tapi tidak bisa
berbuat apa-apa. Artinya merasa bisa harus diimbangi dengan bisa merasakan atau
mengukur kemampuan diri dan kepantasan.
Gadang Lagak.
Kata “Lagak Padang, tipu Aceh” lahirnya dari Padang dari
satu sisi ada baiknya karena orang Minang jarang yang merasa minder berhadapan
dengan orang lain. Namun ada kalanya jadi tidak baik ketika kebablasan tanpa
melihat kenyataan dan kemampuan. Contoh pesawat baru mendarat dan belum boleh
menggunakan HP, tetapi sebagaian menumpang tetap menelpon dengan isi
pembicaraan cuma melagak.
Karengkang.
Karengkang adalah suatu sikap dan tindakan yang melawan
tapi tidak sportif atau tidak sesuai dengan aturan. Barangkali kerana sifat
karengkang inilah maka oleh nenek moyang Minangkabau dibuat hikayat batu
malinkundang agar seorang anak tidak karengkang kepada ibu bapaknya.
PRRI Permesta bisa diibaratkan anak yang melawan kepada orang
tua atau karengkang, tapi karengkang yang sudah diatas batas wajar.
Sejak kekalahan Pemerintahan revolusioner Republik
Indonesia yang dikenal PRRI Permesta disebagian Sumatera dan Sulawesi. Maka
layaknya semua bangsa yang kalah dalam perang sudah pasti terjadi penurunan
kepercayaan diri dan secara psikologis tidak berani tampil dan bersaing dengan
orang lain. Bahkan bangsa Jepang yang sebelumnya sangat percaya diri dengan
menyerang pusat kekuatan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, diam bertekuk
lutut ketika kota Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh Amerika. Namun apa
yang dilakukan oleh bangsa Jepang tidak segera ditiru oleh masyarakat Minangkabau.
Padahal kultur Minang punya kelebihan tersendiri seperti
yang sering diungkapkan oleh Bagawan ekonomi Prof Sumitro dan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX bahwa jika negeri ini ingin menjadi demokratis maka belajarlah
demokrasi dari Minangkabau. Dan jika negeri ini ingin maju perekonomiannya maka
pelajarilah cara orang Minang berdagang dan tirulah semangat membangun hidupnya
orang Minang. Begitu juga dalam berdiplomasi, bahasa adat yang menggunakan kata
perumpamaan dan tidak langsung membicarakan tujuan diperlukan pada saat
negosiasi sehingga suasananya tidak tegang.
Apa yang dilakukan jepang setelah kalah dalam perang
dunia kedua tersebut? Adalah menata kembali kehidupan bangsanya dan serta
membangun kekuataan lain diluar kekuatan militer untuk mensejajarkan bahkan
menonjolkan bangsanya kembali. Mereka membangun industri yang benar-benar
unggul di dunia sehingga tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak ada
produk buatan Jepangnya. Sebaliknya didalam negeri rakyat Jepang sangat
mencintai produk negeri mereka bahkan sampai kepada bahan-bahan makanan mereka
sangat fanatik dengan produk lokal negara mereka. Penduduk Jepang yang jika
meninggal menggunakan cara agama Shinto tetapi menikah di gereja memiliki
budaya yang santun dan ramah serta disiplin tinggi. Begitu juga jika kita bench
mark ke negara Korea selatan yang setelah kalah perang dan belakangan merdeka
dibanding indonesia. Namun sekarang menjadi negara industri yang kuat, sehingga
Samsung bisa merajai elektronik dunia.
Barangkali hal ini yang seharusnya juga ditiru oleh
bangsa kita khususnya menghadapi globalisasi agar negeri ini tidak hanya
menjadi sasaran produsen bangsa lain.
Bapak Harun Zain ketika diangkat menjadi Gubernur
Sumatera Barat.
Apa yang pertama dilakukan pak Harun panggilan akrab
beliau ketika menjabat Gubernur sumatera barat? adalah mengangkat mental dan
harga diri orang Minang yang baru saja terpuruk setelah kekalahan PRRI Permesta.
Langkah-langkah yang dilakukan bapak Harun Zain adalah :
- Mendukung penuh semua program pemerintah pusat.
- Mengkonsentrasikan pada pembangunan fisik Sumatera Barat.
- Mengadakan seminar pembangunan di Universitas Andalas.
- Bersama tokoh Minang pak Emil Salim dan tokoh lainnya melakukan gerakan revitalisasi perantau dan kampung halaman dengan gerakan seribu Minang (Gebu Minang).
- Mengadakan kolaborasi dengan suku-suku lain ditanah air dalam rangka membaurkan diri dengan cara mengangkat beberapa tokoh penting nasional dari suku lain sebagai datuk (pemangku adat).
Dan diakhir masa jabatan beliau orang Minang dapat
menegakan kepala berhadapan dengan orang pusat. Terbukti setelah pak Harun jadi
Gubernur, beliau dipercaya menjadi menteri dan selanjutnya tradisi mantan
gubernur sumbar jadi menteri diikuti oleh Azwar anas dan Hasan Basri Durin
Sampai sampai waktu itu muncul pertanyaan terbuka ke
publik dari Gubernur propinsi Aceh Ibrahim Hasan, bagaimana caranya agar
setelah jadi gubernur dapat dipercaya oleh pak Harto untuk jadi menteri?
Pergeseran
Tak impiak nak diateh takuruang nak dilua
Terhimpit inginnya diatas terkurung inginya diluar.
Selama ini diartikan oleh masyarakat sebagai kelicikan
dan seperti tidak mau mengakui kondisi yang sedang terjadi. Atau dalam bahasa
yang lebih intelek dianggap sebagai kecerdikan orang Minang yang walau lagi
dibawah atau terhimpit atau lagi terkurung tetapi merasa diluar. Yang diartikan
bahwa masyarakat Minang itu lebih suka berlagak sehingga kalau lagi miskin
tetapi berlagak malah kadang-kadang berbohong mengatakan sebagai orang kaya.
Makanya ada sebagian masyarakat yang jika tidak mampu
pulang ke kampung naik pesawat namun
ingin diakui atau dilihat tetangganya naik pesawat caranya mereka setelah turun
dari bis antar propinsi lalu naik taxi air port ke rumah.
Banyak lagi pergeseran lain yang terjadi tanpa
disadari oleh masyarkat karena bergeser secara perlahan sehingga yang melakukan
tidak merasakannya namun sangat dirasakan oleh orang-orang yang sekali-kali
pulang kampung.
Saran.
- Perlu pengkajian dan gerakan kembali kepada nilai-nilai kultur Minangkabau yang sesungguhnya.
- Keteladanan dari pimpinan daerah semua lapisan.
- Pengembangan generasi muda unggulan dari Minang yang dipersiapkan untuk muncul ke tinggkat nasional bahkan internasional. Seperti cara yg dilakukan kesebelasan PSSI U-19 dengan mencari bibit unggul dari generasi remaja.
- Mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis karya rakyat seperti songket dan pakaian muslim dan sebagainya sehingga memiliki brand tersendiri dimata masyarakat seperti batik dan sebagainya.
- Mengembangkan rumah sakit ber kelas internasional dengan menonjolkan keindahan alam dan udara yang relatif bersih belum tercemar polusi.
Referensi.
- Buku- “Mencari & Menemukan Kembali Tan Malaka.”
- Buku-Attitude is Everything (Ubah sikap hidup anda maka hidup anda akan berubah) Keith Harrell.
- Buku-To Be Great (8 Sifat untuk Sukses) Richard St John.
- Buku-Tidak Semua bisa dibeli oleh Dedi Mahardi.
- Buku “ Messages of Act” oleh Dedi Mahardi penerbit Gramedia jkt.
- Buku “ Dibalik Kecewa” oleh Dedi Mahardi
- Buku saku “Panduan Manajemen dan Leadership” oleh Dedi Mahardi
- Buku “ The Power of Care” oleh Dedi Mahardi penerbit Gramedia jkt.
- Buku “Pelampung Emas” Dedi Mahardi
Padang, 30 July 2014
Dedi Mahardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar